Sleman, Radarnasional.net
Sidang senat terbuka peresmian penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020, dipimpin oleh Rektor UPN "Veteran" Yogyakarta, Dr.Irhas Effendi,MS, dihadiri ribuan mahasiswa baru kampus Bela Negara ,Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, UPNVY, Gedung Auditorium WR Supratman, Condong Catur-Depok Sleman, Selasa, 14/8/2019.
Rektor dalam sambutannya mengatakan, saat ini kita memasuki era revolusi industri 4.0, sebuah era yang ditandai dengan adanya cyber physical systim, internet of thing, dan network, ini merupakan kelanjutan dari era 3.0, yang ditandai dengan otomisasi, computer dan elektronik.
Era revolusi industri 4.0,telah mengubah cara hidup, cara bekerja dan cara berhubungan satu sama lain, era ini tidak hanya membuka berbagai peluang untuk meningkatkan daya saing , karena masuknya berbagai pemikiran dan paham secara lebih bebas, namun juga berpotensi, masuknya pemikiran dan paham yang dapat bertentangan dengan idiologi negara, oleh karena itu program PKK BN tahun ini mengambil tema "mewujudkan mahasiswa berkarakter Bela Negara menghadapi tantangan revolusi industri 4.0" sangatlah tepat, ujar rektor.
Kegiatan ini diharapkan mampu membentengi para mahasiswa dari terkikisnya rasa nasionalisme dalam rangka meningkatkan daya saing ditingkat global ditengah peluang yang diciptakan oleh revolusi industri 4.0, kampus ini juga terus mengembangkan nilai penting berupa disiplin, kejuangan dan kreatifitas bagi semua civitas akademika dan pegawainya, tutur Rektor.
Sementara itu pada sesi II, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jendral Purn.TNI. Ryamizard Ryakudu, dalam pembekalan kepada mahasiswa baru UPN "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) mengatakan, Pancasila adalah Indonesia itu sendiri, sehingga mengganti pancasila berarti mengganti Indonesia, Pancasila akan timbul dan tenggelam bersama Negara ini.
Oleh karena itu , sudah menjadi kesepakatan dan tugas kita bersama untuk selalu menjaga dan melestarikan Pancasila sebagai identitas bangsa yang harus selalu tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila adalah idiologi negara yang sudah final menjadi harga mati yang tidak boleh ditawar-tawar lagi, ujar Ryamizard Ryakudu.
MENHAN RI, kembali menegaskan, kita semua harus bangga terhadap Pancasila, perlu diketahui bahwa saat ini Pancasila sedang menjadi perbincangan di dunia International, karena dunia saat ini sedang membutuhkan Idiologi yang bisa menyatukan berbagai macam keragaman.
Pancasila terbukti ampuh mempersatukan beribu-ribu perbedaan, mulai dari suku bangsa, Ras, budaya dan agama, ini merupakan idiologi yang ajaib dan hebat, oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita semua untuk tidak menjaga Pancasila.tegasnya. (ypt)
0 Komentar