Sleman.Radarnasional.net
Hasil Penelitian Urban Edible Plants, di dipresentasikan dalam acara FGD pengembangan Lanskap produktif untuk penghijauan Kota Yogyakarta, disampaikan oleh tim Peneliti , diantaranya : Siti Nurul Rofiqo Irwan, dari dept.agronomi,fakultas pertanian UGM., Retno Nur Utami, dari dept. konservasi sumber daya hutan, fakultas Kehutanan UGM.,Ahmad Sarwadi, dept. teknik arsitektur dan perencanaan fakultas teknik arsitektur dan perencanaan UGM.,Alia Bihrajihant Raya dari dept. sosial ekonomi,fakultas Pertanian,UGM.
Hadir dalam acara tersebut, Ir.Suyana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, mewakili Wali Kota Yogyakarta, moderator, Dr.Ir.Ahmad Sarwadi,M.Eng., peserta forum diskusi dari berbagai elemen, SKPD terkait, Camat se Kota Yogyakarta, para Akademisi, dan pemerhati lingkungan, Rabu, 25/9/2019.di University Club UGM-Bulak Sumur, Depok - Sleman.
Ruang lingkup Penelitian meliputi penghijauan untuk ruang terbuka hijau Kota, : pekarangan,taman rumah, penghijauan jalan, bantaran sungai, taman kota, hutan kota, taman sekolah, kantor, kampus, dan lahan tidur tidak produktif serta lahan pertanian perkotaan.
Dalam presentasi para peneliti menyampaikan , pengembangan landskap produktif perkotaan, Kota Yogyakarta dengan fungsi produktif, yang bisa dikonsumsi, seperti tanaman produktif, sekaligus sebagai pengendali iklim mikro kota, ekosistim, keanekaragaman hayati : biodiversity, satwa, tanaman dan manusia , serta estetika, sosial dan ekonomi.
Menurut peneliti, permasalahan yang di temukan dilapangan adalah tentang konsep fungsi, ruang tanam yang terbatas, cara atau methode penanaman, pemilihan tanaman, disain dan pemeliharaan.
Penelitian dilakukan dibeberapa lokasi Kota Yogyakarta, Kelurahan, jalan - jalan perkotaan seperti : jalan Hos Cokroaminoto, jalan patang puluhan, jalan mangkubumi / jalan margo utomo.
Peserta diskusi sangat antusias untuk menyampaikan pendapat ,sanggahan, kritik dan masukan kepada para nara sumber, seperti pendapat dari (bpk.Nonok, pemerhati lingkungan) bahwa yang diperlukan adalah tata birokrasi dan tata koordinasi antar lembaga pemangku kepentingan, karena selama masih ada ego sektoral maka sebaik apapun perencanaan, tidak akan berjalan baik, maka perlunya kesadaran kolektif, dan perencanaan yang terintegrasi.
Juga beberapa usulan, perlunya tanaman perindang di jalan-jalan protokol Kota Yogyakarta,sebagai penyaring udara , namun perlu menyesuaikan dengan maskot dan filosofi Kota Yogyakarta.
Sedangkan dari Pusat Studi Lingkungan hidup menyoroti bahwa masyarakat kota butuh motivasi untuk senang dengan tanaman, seperti yang sudah dilakukan melalui seruan Wali Kota Yogyakarta untuk memanfaatkan lingkungan dengan tanaman produktif yang bermanfaat ekonomis, aktifitas warga ini di apresiasi yang kemudian dilombakan ditingkat kelurahan, sehingga masyarakat termotivasi untuk memanfaatkan lorong-lorong kampung dan lingkungannya dengan tanaman sayur dan buah.
Kesimpulan
Dengan mendengar masukan dari beberapa pihak, baik akademisi, pemerhati lingkungan, studi konservasi, dan Dinas Pertanian dan Kehutanan, serta para pihak terkait, maka para peneliti mengambil kesimpulan, bahwa edible plants dari bahasanya merupakan tanaman yang bisa dimakan, tapi bagi kami ini bukan merupakan target, jadi tidak harus dimakan, seperti yang sekarang di beberapa ruas jalan protokol sudah ditanami pohon asam, dan tanaman perindang yang lain, bagi kami ini hanya semacam Edible efek.
Jadi hal ini hanya merupakan solusi saja, karena bila kita perhatikan kota menjadi sebuah aktifitas masyarakat , itu berarti kota berkualitas, bila manusia, tanaman dan ternak hidup selaras maka itu adalah makna sesungguhnya.pungkas Siti Nurul Rofiqo.(ypt)
0 Komentar