KAB. SEMARANG - Petani Vanili dari berbagai daerah di Jawa Tengah maupun luar Jawa Tengah dihadirkan di Hotel Griya Persada, Bandungan oleh Astaniva (Asosiasi Petani Vanila) Kabupaten Semarang pada Sabtu (15/11/2025) kemarin. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk mempererat hubungan para petani khususnya petani Vanili di Indonesia dengan Internasional. Demikian diungkapkan Susvijaryanto kepada awak media disela kegiatan.
Kegiatan yang digelar di Ruang Kendalisodo ini, banyak hal disampaikan kepada petani Vanili yang hadir tidak hanya dari Kab Semarang saja. Diadirkan juga petani Vanili dari Salatiga, Magelang, Temanggung, DIY, Bogor serta daerah lain di Jawa Tengah ini. Dihadirkan juga Ardian Raharja (perwakilan OMNI Trade.Inc Dallas USA), Mrs Onida (dari Makau, Hongkong), Mr James George Mahshi (Philipina), Agung M (Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan/Dispertanikap Kab Semarang), Sholekha K (Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng), Puji H (Dinas Kehutanan Jateng), dan Pimpinan PT Sumber Rahardja Makmur/SRM Semarang.
"Tujuan utama kita kumpulkan para petani Vanili ini untuk menjalin komunikasi dan pererat komunikasi dan hubungan dalam rangka mendukung pengembangan pemasaran Vanili secara luas baik di Indonesia maupun Internasional. Bahkan, para petani vanili ini akan mendapatkan sertifikat. Selain itu, diharapkan ada kesamaan persepsi dan pemahaman dengan kepentingan petanipetani Vanili ini," terang Pak Sus, demikian biasa disapa.
Menurut Ketua Umum ASTANIVA ini, intinya kegiatan ini salah satunya untuk menyamakan kepentingan petani khususnya petani Vanili yakni dari petani untuk petani. Bahkan, akan paparan oleh investor yakni Mr Jame George dari Asosiasi Petani Vanili Philipina. Selain itu, dukungan dari pihak dinas terkait yakni Dinas Kehutanan Jateng dan Dispertanikap Kab Semarang serta perwakilan DPRD Jateng.
"Kami petani yang tergabung di ASTANIVA ingin secars bersama membantu tim di Philipina. Mulai proyek belajar menanam hingga perawatan Vanili bahkan pemanenannya. Karena, pihak Astaniva dinilai lebih tahu semuanya hingga pemanenen Vanili. Terkait hasil akhir panen Vanili dari petani hingga sekarang di Kabupaten Semarang belum bisa memenuhi target. Pasalnya, khususnya untuk lahan yang ada itu bisa dikatakan luas namun kuantity belum bisa memenuhi untuk ekspor," ujar Pak Sus, lebih lanjut.
Ditambahkan, khususnya untuk ekspor Vanili harus bisa mencapai 2 ton. Di Kabupaten Semarang ini, dari seluruh petani Vanili, baru menghasilkan maksimal 350 Kg Vanili kering. Maka, pada acara ini sengaja kami kolaborasikan dengan petani Vanili dari luar daerah Kab Semarang maupun dari luar Jawa Tengah. Harapannya, pada saat ekspor pada bulan Januari 2026 mendatang, sudah benar-benar memenuhi target yaitu 2 ton.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Muda - Dispertanikap Kab Semarang Agung M yang mewakili Kepala Dispertanikap mengatakan, bahwa pihaknya sejak awal sudah mendampingi Astaniva ini. Awalnya hanya beberapa petani Vanili yang bergabung, namun berjalannya waktu terus bertambah petani yang bergabung dan mengembangkan Vanili. Hingga, akhirnya bisa membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) di 9 kecamatan di Kabupaten Semarang ini.
"Pengembangan Vanili itu boleh dikatakan khusus dan jauh berbeda dengan pertanian lainnya. Dengan adanya lembaga seperti ASTANIVA ini maka wadah ini dapat digunakan sebagai tempat untuk belajar, komunikasi, koordinasi, serta edukasi mulai dari awal hingga pengembangan pertanian Vanili. Bahkan, para petani diharapkan dapat seragam dalam memenuhi standar penggarapan tanaman Vanili hingga mencapai ekspor," tandas Agung.
Disamping itu, pertanian Vanili di Indonesia ini dinilai Internasional dapat lebih cepat berkembang karena dari sisi lahan saja sudah sangat luas. Yang jelas, kami dari pihak dinas akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan pada petani Vanili di Kab Semarang ini," tandas Agung, kepada awak media, usai memberikan pencerahan kepada petani Vanili. (HERU SANT).

0 Komentar