Jogjakarta. www.radarnasional.net
- Asosiasi Pematung Indonesia (API) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan pameran Maket Jogja Street Sculpture Project (JSSP)#3 dengan tajuk " Pasir Bawono Wukir".
Pameran ini akan berlangsung dari tanggal 17-23 Oktober 2019.
Jogja Street Sculpture Project (JSSP) adalah proyek seni patung diruang publik, yang hadir sebagai bentuk kontribusi pematung atas perkembangan dinamika ruang hidup masyarakat.
Proyek ini menjadi platform intervensi artistik yang bukan semata menambah keindahan ruang, namun juga diikthiarkan sebagai medium pemantik kesadaran masyarakat akan dinamika sosial yang terjadi.
JSSP merupakan kegiatan pameran patung publik yang berada di luar ruang bukan didalam digaleri, kegiatan ini digelar setiap dua tahun sekali, tahun 2019 adalah yang ketiga kalinya dilaksanakan. Para seniman patung diminta untuk mengisi ruang publik karena poros tata ruang Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki keistimewaan, berupa garis Imajiner yang berada satu garis lurus terbentang dari Laut selatan , Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, hingga Gunung Merapi. ujar Soewardi salah seorang Kurator JSSP#3.
Kurator JSSP terdiri atas 3 orang yaitu Kris Budiman, seorang antropolog yogyakarta dan sekaligus seorang seniman, Eko Prawoto, seorang arsitek tata kota, dan Soewardi, seorang pematung senior juga adalah Dosen ISI yogyakarta, dan Ketua Umum API Indonesia. Ketiga orang ini yang meramu konsep kurator dan di terjemahkan para pematung JSSP.
Yang membedakan JSSP#3 dengan kegiatan serupa di tahun-tahun sebelumnya yaitu dilaksanakan di tiga tempat yang menjadi garis Imajiner Yogyakarta, terbentang dari selatan ke utara, yaitu 1. Area Gumuk Pasir (pantai selatan),2.Titik nol KM, (tengah) ,3.Gunung Merapi (utara), diharapkan mampu menciptakan efek keberlangsungan dan kegunaan bagi masyarakat, terutama menarik wisatawan untuk datang ke lokasi tersebut.
selain itu JSSP mengadakan workshop, diskusi untuk mengedukasi dan memberi wawasan kepada masyarakat, seperti branding dan marketing bagi masyarakat sekitar untuk membuat marchandise khas daerah masing-masing, ungkap Rosanto Bima Pratama, Ketua Panitia JSSP#3, pada confrence perss, sore tadi, (kamis), 17/10/2019. Bersamaan pembukaan Galery Tiforti Art Space, yang berlokasi di jalan Tut Harsono,Yogyakarta.
Turut hadir dan memberikan sambutan pada pembukaan "Galery Tiforti Art Space", Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Aries Eko Nugroho,M.Si., Dinas Kebudayaan DIY, Ketua Asosiasi Pematung Indonesia (API), RM. Soewardi.,Ketua API DIY, dan para anggota, serta tamu undangan lainnya.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, kita perlu kolaborasi, karena pemerintah membutuhkan counter part,sehingga kami berharap kami punya mitra, mitra yang dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan, sehingga teman-teman kami tidak kesulitan ketika dimintai pertanggungjawaban, ujarnya.(Ome)
0 Komentar