RUMPUT LAUT LOKAL, KUALITAS GLOBAL : Dari Pesisir Indonesia ke Pasar Dunia


     Rumput laut merupakan bagian penting dari sektor perikanan Indonesia yang menyumbang sekitar 7,7% ekspor sumber daya kelautan dan berpotensi besar mendorong kesejahteraan masyarakat pesisir. Diantara berbagai jenis rumput laut itu, Sargassum - yang dijuluki sebagai brown gold pesisir dan golden carbon - melimpah di perairan Indonesia, tetapi selama ini kerap dipandang sebelah mata sebagai gulma pengganggu. Padahal, Sargassum sesungguhnya adalah komoditas strategis yang menyimpan potensi besar, bukan hanya bagi pengembangan ilmu pengetahuan, melainkan juga bagi pembangunan ekonomi daerah dan peningkatan harkat masyarakat pesisir. Topik tersebut diangkat dalam disertasi Dr. Aniek Prasetyaningsih, M.Si. pada Fakultas Interdisiplin, Program Studi Doktor Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, yang dibimbing oleh Promotor Prof. Dr. Gatot Sasongko, S.E., M.Si., serta Co-Promotor Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr., dan Dr. Elizabeth Betty Elok Kristiani, M.Si.


     Salah satu wujud nyata hilirisasi hasil riset dalam disertasi tersebut serta kepedulian terhadap potensi laut dari investor adalah lahirnya PT Kuda Mas Bali Makmur (PT KMBM). Perusahaan ini dirancang sebagai jembatan antara temuan ilmiah tentang potensi Sargassum dan rumput laut lainnya dengan kebutuhan dunia industri dan pasar. Melalui PT KMBM, rumput laut dari petani di berbagai daerah, termasuk Gunungkidul, tidak lagi sekadar dipasarkan sebagai bahan mentah bernilai jula rendah, tetapi diolah dan dikelola menjadi komoditas bernilai tambah yang memasok kebutuhan industri dan konsumen, sekaligus menjadi jalan  pemberdayaan ekonomi pesisir.

     Dalam mendukung hilirisasi dan kesejahteraan masyarakat, PT Kuda Mas Bali Makmur,   ini berfokus pada penyediaan rumput laut segar dan kering berkualitas, ekstrak rumput laut,  produk turunan   Alkaline Treated Gracilaria (ATG), chip agar  Gracilaria dan Gelidium, hingga obat tradisional berbahan rumput laut. PT KMBM didukung oleh karyawan yang berkualitas dan berpengalaman, serta diperkuat oleh kehadiran konsultan Prof. Dr. Gatot Sasongko, S.E., M.Si., yang membantu mengarahkan pengembangan usaha berbasis tata kelola dan strategi bisnis yang berkelanjutan. Semua itu dijalankan dengan satu misi sederhana: memastikan pasokan rumput laut yang terjamin mutunya dan memberikan manfaat ekonomi bagi para pelaku di sepanjang rantai pasok.

     Di sela-sela kesibukannya sebagai akademisi dan pegiat hilirisasi sumber daya hayati laut, Dr. Aniek bercerita untuk  menjadikan rumput laut lokal sebagai komoditas berkelas dunia dan  mendorong pemanfaatan rumput laut dari pesisir Indonesia terutama Yogyakarta dan sekitarnya dengan prinsip yang sederhana namun kuat: rumput laut lokal, kualitas global. Intinya,  ingin menunjukkan bahwa apa yang tumbuh di laut kita sendiri bisa masuk ke rantai pasok industri internasional tanpa kehilangan jejak lokal dan nilai sosialnya. Kedekatan dengan petani menjadi kunci. Rumput laut yang kami kelola berasal langsung dari petani, bukan sekadar komoditas yang dibeli putus.

     Dengan pola kemitraan ini, perusahaan tidak hanya mendapatkan bahan baku yang segar dan terjaga mutunya, tetapi juga ikut memastikan peningkatan nilai di tingkat pesisir. Gunungkidul dan banyak wilayah pesisir lain menyimpan potensi luar biasa. Jika tidak diorganisasi dan diolah dengan baik, rumput laut hanya akan menjadi hasil panen murah. Padahal, kandungan dan manfaatnya setara dengan yang diimpor. 

     Soal kualitas global, Dr. Aniek menekankan pentingnya pendekatan berbasis ilmu pengetahuan. Melalui tiga divisi utama Divisi Obat Bahan Alam (Jamu/Obat Tradisional), Divisi Ekstrak Rumput Laut, dan Divisi Bahan Baku Agar. Oleh karena itu siapapun pelau usaha baik dari hulu hingga hilir harus  berupaya membangun standar yang dapat diterima industri nasional maupun internasional. Jangan hanya menjual ‘rumput laut kering’, tetapi  utamakan bahan baku yang terstandar, bisa dilacak asal-usulnya, dan diuji kkualitasnya Hilirisasi yang kuat harus ditopang oleh riset, teknologi, dan pengendalian mutu, bukan sekadar mengandalkan harga murah.

Dr. Aniek juga menyampaikan harapannya agar ekosistem rumput laut di Yogyakarta dan daerah lain dapat tumbuh secara berkelanjutan. Ketika orang di luar negeri memakai produk berbahan rumput laut Indonesia, mereka bukan hanya menikmati kualitasnya, tetapi juga ikut menggerakkan ekonomi pesisir kita. Dengan dukungan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat lokal, serta pendampingan pakar seperti Prof. Dr. Gatot Sasongko, ia yakin rumput laut bisa menjadi bagian penting dari masa depan ekonomi biru Indonesia. Pada akhirnya, rumput laut lokal, kualitas global bukan sekadar slogan, tetapi komitmen yang kami pegang dalam setiap langkah. (Oleh : Dr. Aniek Prasetyaningsih, M.Si : Dosen Fakultas Bioteknologi UKDW Yogyakarta, Alumni FID Prodi Doktor Studi Pembangunan UKSW, yang juga Penggiat hilirisasi rumput laut).

Posting Komentar

0 Komentar